Selasa, 28 September 2010

FIRST LOVE part 2


Tahun berlalu dengan cepat tidak terasa aku sudah duduk di bangku kelas dua SMP. Dan mungkin ini tahun terakhirku bersama dengan Adit. Adit dan Rani mendapatkan beasiswa pendidikan di Singapura sungguh suatu prestasi yang luar biasa. Awalnya aku sedikit kecewa, itu berarti dua orang yang berharga bagiku akan pergi meninggalkanku, tapi aku merelakannya. Yah, setidaknya aku bangga mereka sukses. Tak terasa sudah lama juga aku tidak bertegur sapa dengan Adit. Yah hampir setahun lah. Jarak kelas kami cukup jauh dan kami terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan masing-masing. Hanya Rani yang tidak pernah absen berkunjung ke kelasku. Aku malas, mungkin tidak berani bermain ke kelasnya. Aku takut melihat Adit. Kami hanya bertemu saat menunggu jemputan atau saat berada di kantin. Entah aku sendiri juga tidak tahu mengapa aku takut menatap matanya itu. Tentu saja aku hanya berani memandangnya diam-diam. Namun terkadang kurasa dia juga memperhatikanku. Walau dengan cara yang berbeda tentu saja. Entahlah, pikiran kanak-kanakku tidak berpikir yang lain kecuali dia memperhatikanku. Dan dia menyebalkan karena itu, tapi sebenarnya aku suka. Iya, aku menyukainya. Dan saat itu pula aku harus merasakan sakitnya menyukai orang yang kita sukai.
Di kantin sekolah Adit bersama gerombolan anak laki-laki di kelasnya membicarakan tentang suatu hal yang membuatku berhenti untuk berharap. ” Dit, kamu ni enak banget ya pergi ke Singapore sama orang yg kamu suka. Tembak cepetan, sebelum kamu nyesel lho..” ucap seorang temannya. ”iya, udah ayo tembak, tembak, tembak.. awas nyesel kamu ntar” di sambung ledekan teman-temannya yang lain. Tenggorokanku terasa tercekat, seketika itu juga aku berhenti menghabiskan makananku, perutku terasa mualm, nafsu makanku hilang sudah dan butiran air mata itu pun jatuh begitu sja. Semua temanku panik, kaget. Aku berlari meninggalkan kantin lalu pergi ke kamar mandi sambil berlari. Oh Tuhan, hal bodoh apa yang sedang aku lakukan ini ??!
Seminggu lagi Adit dan Rani akan pergi dan aku sudah bisa menerima kenyataan bahwa Adit menyukai Rani. Aku tidak sama sekali membenci Rani. Hanya sedikit terselip rasa iri, namun itu semua bisa kupendam. Namun sepertinya Tuhan memiliki rencana lain untukku. Aku sedang menelpon mamaku untuk menjemputku tepat saat bel pulang berbunyi. Tiba-tiba Adit mengambil handphoneku, menghentikan panggilanku ke mama . ”Ayo kita ngobrol-ngobrol” ucapnya santai. Aku tidak bisa bergerak, tidak dapat mencerna kata-katanya itu ”Heh, ayoo! Seminggu lagi aku bakalan pergi lo dan aku gak mau ada orang yang manggil-manggil namaku setiap malam ”. ”maksudmu” ucapku acuh. ”Kamu sama sekali gak berubah ya masih aja galak dan cuek sama aku. Padahal aku berharap kamu sedikit lebih peduli gitu kek sama aku” sambungnya perlahan. Deg, kembali jantungku terasa aneh. Kita terdiam bersama. ”ya sudahlah, kayaknya kamu memang benar-benar benci sama aku dari dulu” aku terdiam mendengar ucapannya. ”aku pergi ya, daa..” ucapnya dengan nada sedikit aneh.”Tunggu” tanpa sadar aku menarik lengan bajunya. Seulas senyum terkembang di pipinya. Bagiamana aku bisa tak sadar, ia sudah tambah dewasa. Suaranya sudah mulai berubah dewasa, tingginya jauh melampauiku, dan senyumya berkali kali lipat lebih manis. Dia tampan. ” kenapa?” tanyanya. ”aaa..aku Cuma , Cuma pengen aja ngobrol terakhir kali sama kamu sebelum kamu kangen sama aku” jawabku sedikit garing. Tak kusangka dia tertawa, dan kita pun larut akan pembicaraan terakhir ini. Aku bisa tertawa lagi bersamanya seperti dulu, yah, seperti dulu lagi. “ Buruan dong tembak rani” ucapku kemudian. “Rani??”. “kamu suka kan sama dia, aiittt jodoh deh kayaknya kalian” jawabku dengan nada bergetar. Tuhan tolong kuatkan aku, jangan buat aku menangis di depannya. ” kalau iya kenapa, kalau enggak kenapa ? cemburu ya kamu ? “ Deg, rasanya semua perkataanya tepat sasaran. Dia tidak melanjutkan perkataannya dan mengalihkan pembicaraan. “ Hei, apa impianmu masa depan?” tanyanya sambil memandang langit. “eemmm, jadi presiden!” sahutku mantap. “hahahha, dasar kamu sama sekali tidak berubah” ucapnya sambil mengacak rambutku. Tuhan, apakah kau bisa menghentikan waktu untuk kali ini saja. ” kalo kamu apa?” tanyaku balik. ”Dokter, aku ingin menjadi dokter”. “waahwaah, kenapa ?” tanyaku lagi . “sama seperti alasanmu mengapa ingin menjadi seorang presiden” jawabnya sambil kembali tersenyum manis. Aku menunduk malu, ingin rasanya aku menangis saat itu juga. Kami menghabiskan waktu sangaaat lama. Dan percakapan terakhir kami di tutupnya dengan sebuah kalimat yang membuatku kembali berharap padanya. “Hei, aku pergi ya, kamu jaga dirimu baik-baik. Jangan cari rival yang lain. Tunggu aku, pokoknya tunggu aku. Aku janji berapa tahun lagi aku pasti ketemu kamu dan  cita-citaku itu akan terwujud, akan kutunjukan sama kamu. Jadi, tunggu aku ya.”
***
Sudah 4 tahun aku tidak bertemu dengannya dan suatu hari keajaiban itu datang. Aku sedang pergi bersama teman-teman SMAku ke suatu mall. Waktu itu hujan dan aku sedang berteduh di suatu tempat. Ketika tiba-tiba aku melihatnya. Ya, aku melihatnya. Melihat Adit berjalan diseberangku dengan gaya khasnya, berjalan santai sambil mendengarkan Ipodnya. Aku terus menatapnya, rasanya ingin sekali meneriakkan namanya, namun tenggorokanku tercekat. Aku benar-benar bodoh, aku sadar aku tak ingin mengulang kembali kesalahanku di masa lalu, berita apapun yang kudengar nanti akan aku ikhlaskan, aku rela. Tapi aku tidak ingin membiarkannya pergi lagi. Saat aku akan menerobos hujan dan menghampirinya dia menghentikan langkahnya, berbalik badan, dan menghadap ke arah ku. Pandangan kami saling bertemu. Aku tertegun, dia juga . Namun beberapa saat kemudian dia tersenyum, tersenyum dengan penuh arti kepadaku, ya hanya kepadaku. Dan aku membalasnya, menangis sambil tersenyum, meneteskan airmata yang mulai tersapu hujan. Aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan kami nanti, tapi aku yakin dia pasti telah berhasil memenuhi janjinya padaku, meraih apa yang ia cita-citakan. Dan aku sudah cukup merasa bahagia atas itu. Aku tak berani menebak apa yang selanjutnya kan terjadi pada kami, tapi aku yakin semua akan indah pada waktunya. Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

FIRST LOVE part 1


Dia mengingatkanku pada sesorang, seseorang yang tak pernah aku lupakan, seseorang yang pernah berharga di masa lalu.
Masih teringat kejadian 5 tahun lalu itu...
Aku termanggu disudut kelas menatap pekerjaanku yang masih berupa sketsa. Harusnya cepat ku selesaikan lukisanku itu. Tetapi benakku hanya dipenuhi impian dan warna yang samar-samar bisa ku terjemahkan. Pandanganku menerawang entah kemana. Tiba-tiba siluet wajah seseorang menegas seiring suara riuh murid-murid yang perlahan terdengar jelas, seperti volume radio yang sedikit-sedikit dinaikkan. Wajah itu kini jelas melemparkan senyuman kecil padaku. Aku tak bisa mengelak lagi, dengan kegugupan yang coba ku sembunyikan, aku balas senyumnya dengan delikan. "Apa!" tanyaku ketus tanpa suara. Wajah kecil itu malah kian melebarkan senyumnya. Ah, tak tahan ku tundukan wajahku. Tampaknya kutemukan tema yang cocok untuk lukisan ku. Matahari yang oranye di langit yang biru. Senyum dari wajah kecil itu mengingatkan ku tentang pemandangan langit di pagi hari. Hangat dan damai.
***
Aku adalah seorang gadis kecil yang kuat dan ceria. Aku dikelas enam SD adalah gadis yang punya banyak sekali teman. Aku suka persaingan namun aku paling benci menjadi kalah. Entah mengapa kekalahan bagiku adalah akhir perjalanan. Aku memiliki seorang sahabat karib yang entah bagaimana dia lebih hebat dibandingkan denganku. Dialah yang membuatku membuka mata bahwa kegagalah adalah awal dari kesuksesan. Namanya Rani, dia memiliki sifat yang 1800 berbanding terbalik denganku. Rani adalah seorang gadis pendiam dan pemalu. Terlalu pemalu hingga menarik diri dari berbagai bentuk sorotan. Tidak menonjol sama sekali. Ia seperti tinggal di dunia kecil yang ia bangun sendiri. Bermimpi menjadi seorang putri kecil yang bisa terbang di antara awan. Persahabatanku dengannya pun masih aku pertanyakan bagaimana awalnya. Sejauh yang bisa ku ingat adalah aku membelanya dari tekanan kakak kelas saat kami di kelas lima dan aku membantunya menyelesaikan prakaryanya. Namun kami baru benar-benar dekat ketika kelas enam ini.
Aku memiliki seorang saingan. Adit . Walaupun kami tidak pernah satu kelas, kami tahu satu sama lain. Dia adalah anak laki-laki hebat yang pertama kali kukenal. Ku akui itu. Aku benci saat dia berhasil mengalahkanku di berbagai kompetensi apapun. Aku benci senyumnya yang seperti mengejekku. Aku benci ulahnya yang selalu mengangguku. Kami selalu ribut, tidak pernah akur sekalipun. Selalu ada ada perdebatan yang mewarnai hari-hari kami. Mengesalkan namun entah mengapa itu sedikit menyenangkan. Intinya aku benar-benar tidak menyukainya. Tapi Rani berbeda, dia sangat mengagumi sosok Adit, sama seperti gadis-gadis lainnya, selalu memujanya. Pernah suatu ketika Rani bercerita kepadaku ,” Adit itu baik ya, waktu itu dia nemenin aku pas aku belum di jemput sama mamaku lho Lin, terus kita cerita banyak deh selain pinter dia juga enak di ajak ngomong, kenapa kamu gak suka sama dia Lin ?” tanyanya. Aku menggeleng mantap kepadanya, ”pokoknya aku bener-bener benci dan gak suka sama Adit, titik Rani. Dia itu nyebelin ba-nget. ” dan kita pun menghabiskan waktu untuk membicarakannya.
Entah mengapa, Di akhir kelas enam, Adit berubah. Dia mulai baik padaku, memperlakukanku sama seperti gadis lainnya, tidak pernah mengejekku, menggangguku, menggodaku lagi. Aku merasa seperti orang asing saat berada di dekatnya, benar-benar bukan Adit yang ku kenal. Pernah suatu hari dia menghampiriku di sudut kelas, duduk di hadapanku dan kemudian bertanya apa yang sedang ku kerjakan. Aku hanya tertegun, kemudian menjawabnya dengan ketus dan asal “ nulis, lihat kan “. Aku kira ia akan membalasku. Aku salah besar. Ia tersenyum, lesung pipi di pipi kirinya menguntai manis. Dan matanya menyipit hingga berbentuk bulan sabit kecil. Dia manis sekali. Dan saat itulah entah mengapa aku merasa berbeda saat berada di dekatnya, rasanya begitu hangat. ”Bukankah ini yang kamu mau. ” Ucapnya penuh arti. Dan aku hanya bisa menunduk sambil memaknai kata-katanya itu.
Dua bulan kemudian aku pun masuk SMP. Aku, Rani, dan Adit satu SMP. Betapa girangnya hati ini karena bisa masuk SMP terfaforit di kotaku itu. Aku mengharapkan kita bertiga bisa sekelas, jujur aku ingin sekali merasakan sekelas dengan Adit, kembali bersaing dengannya, bertengkar... Tapi sayang Tuhan tidak mendengar doaku. Aku terpisah dengannya. Adit sekelas dengan Rani. ” Lin, aku sekelas lo sama Adit ” ucapnya dengan nada girang. Deg, jantungku serasa berhenti berdetak. ”kok kamu seneng banget gitu Ran ?? hayoo kenapa? Kamu suka ya sama Adit ??” ucapku kemudian. ” gak lah, palingan suka sebagai temen aja Lin”. Gyaah, aku melepaskan nafas lega. Kenapa aku lega Rani tidak menyukai Adit ?

Minggu, 26 September 2010

Coral Reef, The Treasure Of Our Nation


Large areas of this country is the sea, so that Indonesian society is naturally maritime nation. Moreover, the strategic position of Indonesia, located in tropical areas. A vast expanse of ocean is the potential to develop marine resources which has an abundant diversity, both biological and other resources. One of these potential or biological resources are invaluable in terms of economic or ecological, namely coral reefs. Coral reef is a natural fortress guarding the coast and coastal communities from wave and storm erosion and protect the harbor from fast waves. In addition, more than 2000 species of plants and lay eggs, growing, foraging, and refuge in the surrounding coral reefs.
Some studies mention of a healthy km2 of coral reefs can produce around 30 tonnes of fish per year. Marine reef dwellers can be processed into a cure for skin cancer, rumors, and leukemia. Moreover, it can also function as a place to lay eggs at a time foraging for fish, coral reefs on one side gives its own economic value for coastal communities, especially fishermen. Damage to coral reefs will have an impact on the welfare side mereka.Di as fisheries resources, coral reefs provide income for the world including ornamental fish industry, as well as sources of foreign exchange, including local tourism and marine tourism entrepreneurs.
Indonesia existence as one believed to hold the center of coral reef degradation. Surely the problem, will widen if not immediately taken steps to preserve it. As one of the world's largest archipelagic nation, Indonesia is also known as one of the world's living marine keanekaanragama center with a wealth of coral reefs. Indonesia had the largest area of coral reefs around the world. Indonesia has a coastline of about 2.915 million which inhabit the reef area is almost 51 020 m2. In Equatorial regions that have a very large diversity of corals, Indonesia has 17% of diversity in the world. Almost all species of coral reefs in the world are in Indonesia. But unfortunately, now Indonesia instead of wealth threatened coral reefs damaged by a variety of ways, one of them is due to climate change. Dependence will lead to the sun can only live coral reef in the area that still gets sunlight intensity throughout the year so that generally inhabit the coastal waters at depths of 0 to 90 m.


 It was also confirmed by some studies, the condition of Indonesian coral reefs have suffered appalling damage. Research results Indonesian Institute of Sciences (LIPI) nationally, the total area estimated at 85 700 km2, only 6% are in good condition. A total of 31.5 in moderate and 40 conditions. severely damaged. Similarly, Ove Hoegh-gueldberg research published in the December 2007 edition of the journal Science, predicted global warming in 2050 will mendegradasikan 98% and 50% of coral reef marine life.
Damage to coral reefs have a direct impact on ecosystems. Fish will vanish because there is no food source. Leatherback turtles foraging in the surrounding rock will move to another place. Sea into the pond to die, which did not provide economic value. It is not surprising if this continues to happen, the welfare of fishing communities that are directly in contact with the sea will be reduced further. Fish catches will be increasingly rare, damage to coral reefs even worse.
This is a tough task that must be borne by the younger generation. At today's young children's attention is only focused on economic development with an orientation to the physical. They seemed to ignore the problems of nature as a legacy from previous  grandmother they are supposed to be their duty to the children and grandchildren will inherit. Whereas the younger generation plays an important role in changing the behavior and style think. They can become victims, while rescue of environmental disasters in the future. In the hands of their creative, ideas and actions of the changes can be pushed to reach out to support more people who care about the preservation of Indonesia. They have the power to bring other people together to safeguard and conserve nature, especially coral reefs.
To save the coral reefs in Indonesia, the young generation should get out of hand in disseminating the importance of the role of coral reefs to the public. Until finally emerged from the awareness of all parties to help preserve coral reefs. Fishing activities which are damaging to the ecosystem of coral reefs will disappear by itself, such as the use of bombs, cyanide poison, and the mining of coral for building materials. The key, a strong willingness from all parties, to realize their love to the surrounding environment. The government also must socialize to the public. If our natural wealth is damaged, what can we inherit the future for our grandchildren?

Matahari Terluka

Ku tatap langit senja
Merekahkan warna merah di setiap pancarannya
Angin sore berhembus beriringan
Menjatuhkan daun kering tak berdosa

Lihat, sang mentari terluka
Dan dunia sekejap menjadi gelap
Sama seperti kita, kawan
Biarlah, lebih baik mentari tidur selamanya

Kemarin ketika hujan
Kau bercerita tentang impian, harapan, dan kita
Lalu kau berdoa kepada Tuhan
Untuk tidak memisahkan kita

Lihat itu, sekarang aku menangis
Tak ada lagi yang menemaniku menyambut mentari
Menemaniku bernyanyi, bercerita
Mungkin karena deru hujan di siang hari
Membuat nada-nada indah menjadi percuma
Menyembunyikan semua yang bisa terdengar, terlihat, terucap
Mengapa Tuhan ingkar

Di dasar hati aku bertanya
Mengapa tak ada lagi kehangatan mentari
Matahari sudah begitu terluka
Inikah sebabnya pagi menjadi kelam ?
Dan kau pergi begitu saja
Ketempat para dewa
Untuk meminta pertangungjaban atas doamu kepada Tuhan
Bolehkah aku mempercayai ini

Mungkin pena kita sudah kehabisan tinta, kawan
Tak banyak cerita yang bisa kita tulis
Tapi setidaknya kenangan itu masih tertinggal
Kan ku jaga sampai hari ku tua nanti
Dan akan aku perlihatkan pada kau kenangan-kenangan indah itu
Kelak suatu saat nanti
Di sana.
Di tempatmu bertemu dengan Tuhan.

Senin, 20 September 2010

- exactly, 5 years -

ku ingat dia kawan lamaku
tak bersua lima tahun silam
aku harap selalu baik
diliput sejuta bahagia
andai ku bertemu sekarang
kan ku tanya: apa yang sudah kau beri
untuk hidupmu??
kan ku tanya: apa yang sudah ku beri
untuk hidupmu??
harapkan tak ada galau di hatimu
untuk mengatakan kau sudah berani
berucap satu kata janji
tak ingkar karena kau setia
tak hanya dikata dan dirasa
namun dilakukan untuk kita
biar hariku berarti selamanya

*puisi.net

Jumat, 17 September 2010

Young Generation, The Root Of Biodiversity in Indonesia

Ps : Hey, I made it by myself  :)


Indonesia is located in the right of the equator has a natural charm which is very beautiful exotica. Nothing wrong if before, Indonesia already called emerald equator. First. Blue sea dotted line with a beautiful islands, towering mountain ranges, green forests, beautiful and filled with matchless natural heritage, diversity of flora and fauna with a variety of types, style and colorfull is so beautiful. Gurgling streams, waterfalls, lakes soothing. And other biodiversity that can not be described one by one. Natural wealth of beautiful and stunning was created by God to be kept by human, not to be destroyed and the spent carelessly , because human nature was created to balance with all life on this earth.
Nowadays, we can saw a lot of Indonesian mass media headlines that discuss the problem of natural destruction in Indonesia. Ironically, the destruction of natural ecosystems, which is where live animals, plants, and humans are caused and exacerbated by human activity itself. The forests that had once been filled with tall trees and large, low cut by the hands of irresponsible, which was once green forests into barren evenly without any touch of concern in it. Exotic under the sea wealth is now turned into a gathering place of human waste, city parks, green areas, rice fields, rivers, lakes out by the dirty hands of human who just want to sip personal gain alone. If not done and the style of behavior change efforts think of now, our earth will not be eligible for occupancy in the future.
At nowadays, young child's attention is only focused on economic development with orientation to the physical. They seemed to ignore the problems of nature as inherited from the previous moyangn grandmother they are supposed to be able to watch them pass on to our children and grandchildren someday. Whereas the young generation plays an important role in changing behavior and thinking styles. They can become victims, while rescue of environmental disasters in the future. In the hands they are creative, ideas and actions can change pushed to reach out to support more people who care about the sustainability of Indonesia's natural. They have the power to invite other people to jointly maintain and preserve its natural. By thinking and brilliant ideas are not natural might not be to them if wisely and in accordance with the mandate of the previous ancestors to protect nature. If they thought for mlestarikan natural wealth is able to apply them properly and ignore the personal benefit gained from this natural wealth is not impossible that Indonesia will again become emerald equator. 
(Maam Dewi Project, come on maam this is reaaallly suck LOL )
Listen
Read phonetically

UNTITLE

Hai readers, long time no see :)
coz I must hard work to finished all my project in she school.
But I've done :) (Maybe a little ).
Come on, focus to my next destination !
where i'll study next ?? I hope ITB :)
haha :D just dreaming. Wake up Linda.. Are you sure you'll get it ??
why not .
we must try this and hard work !! Dont we ??!
Fight, fight, fight !!!

Minggu, 05 September 2010

Tell me A Fairy Tale

Hi gals :)
suddenly i remembered about my childhood, maybe 10 years ago.
before I go bed, mom always told me a fairy tale..
the best fairy tale ever is : The Princess and The Pea:)
what an interesting story ever :

 
Once upon a time there was a prince who wanted to marry a princess; but she would have to be a real princess. He travelled all over the world to find one, but nowhere could he get what he wanted. There were princesses enough, but it was difficult to find out whether they were real ones. There was always something about them that was not as it should be. So he came home again and was sad, for he would have liked very much to have a real princess.
            One evening a terrible storm came on; there was thunder and lightning, and the rain poured down in torrents. Suddenly a knocking was heard at the city gate, and the old king went to open it.  It was a princess standing out there in front of the gate. But, good gracious! what a sight the rain and the wind had made her look. The water ran down from her hair and clothes; it ran down into the toes of her shoes and out again at the heels. And yet she said that she was a real princess.
            Well, we'll soon find that out, thought the old queen. But she said nothing, went into the bed-room, took all the bedding off the bedstead, and laid a pea on the bottom; then she took twenty mattresses and laid them on the pea, and then twenty eider-down beds on top of the mattresses.
 On this the princess had to lie all night. In the morning she was asked how she had slept.
 "Oh, very badly!" said she. "I have scarcely closed my eyes all night. Heaven only knows what was in the bed, but I was lying on something hard, so that I am black and blue all over my body. It's horrible!"
            Now they knew that she was a real princess because she had felt the pea right through the twenty mattresses and the twenty eider-down beds. Nobody but a real princess could be as sensitive as that.
            So the prince took her for his wife, for now he knew that he had a real princess; and the pea was put in the museum, where it may still be seen, if no one has stolen it.





Jumat, 03 September 2010

I pray to GOD


Have  you ever felt disappointed ??!
it's so sucks and pain . 
And finally, the point that you blame God, judge him.
gyaaahh ..
when should you realize, God has to give you lots of blessings.
Grant all the wishes and prayers. And we are not aware of it.
That's what I experienced today.
forgetting how to be grateful to God, because he did not grant this request.
Iam sorry god..disappointed. feelings of all people would get attacked when they are on failure ...but don't let failure make us forget to thank God ..
I pray to god: thank you for everything you've given me, I'm grateful and realize that there is no perfect life in this world .. and I'm sure God is fair .
.love you:)
Listen
Read phonetically
 

Kamis, 02 September 2010

AUTIS WEBCAM

haii readers :)
good night ..
because I can not sleep tonight (cause extra naps), there is nothing wrong  exhibited my masterpice (its about my narsisme wt my beloved bestiest) at english lesson. 
yes, they are my best friends (erlyn kumala, ozzy, putri lastiana, angga primantari )
get ready to rock !!!

ki-ka (erlyn, putri, ozzi, linda)


ki-ka (erlyn, putri, angga,ozzi, linda)  
ki-ka (erlyn, putri,ozzi, linda)
thx to photoscape :)
the last grade at shs
who is the ugly face ?
WE'RE FRIENDS :)